Kamis, 18 September 2008

My 3 Little Girls

Hi Girls, how are U today? Bunda loves U so much, muah.. muah...

Anak saya yang paling besar namanya Meutia, usianya 8 tahun kelas 4 SDIT Daarussalaam. Alhamdulillah dia anak yang cukup smart (selalu masuk di 5 besar di kelasnya), gampang klo diajari segala hal yang masih baru baginya, tapi sedikit agak "lelet" kata orang Jawa, klo disuruh ngerjakan sesuatu. Pasti jawabannya "Iya Bunda, sebentar" atau "sebentar, bunda". Yang nomor dua, namanya Dara (maklum, ayahnya dari Aceh, jadi kita koleksi nama-nama khas Aceh untuk anak-anak kita hehehe), usianya 6 tahun bulan Desember nanti. Sekarang lagi sekolah kelas 1 di SDIT Daarussalaam juga. Anaknya lebih smart dibandingkan kakaknya, cuman karena smart nya itu lah, dia terlalu banyak "ngeles" atau berdalih tentang segala sesuatu. Alias tidak mau disalahkan, maunya menang sendiri. Dia juga tipe anak yang rajin dan cepat kalau disuruh melakukan segala sesuatu. Cuman yang ngga kuat adalah "selalu minta rewards" atas segala apa yang telah dilakukannya buat kita (mungkin salah kami juga kali ya.. sebagai ortu nya?? hehehe). Tapi untung aja sih.. rewards nya yang sering diminta cuman minta pujian aja seperti "Aduh, baik sekali lah.. Kak Da ini, makasih ya...." atau "Oh.. memang Kak Da anak hebat ya, cepat betul kerjanya..." dst. Coba kalau rewards nya minta dibelikan mainan atau barang-barang, bisa "habis uang belanja bulanan" hihii Namanya anak kecil memang perlu pujian, biar tidak ngambek or marah.

Sedangkan yang paling bungsu namanya Nisrina/Nina (kehabisan stock nama anak Cewek Aceh nih.. ceritanya hihiii), sekarang berumur 22 bulan. Gemuk dan ngegemesin kata teman-teman. Untuk anak seusianya, ngomongnya sudah cukup banyak. Hobby nya ganggu Dara (no. 2) karena cengeng, dan paling ngga suka ama Meutia (karena hobby gangguin dia heheh, bingungkan??)
ini lah photo kekompakan kami saat berlibur ke Bali tahun lalu. sorry, file terupdated untuk photo kami belum terdown load nih...

Tradisi Buka Bersama

Tre...reng....
Kalau sudah memasuki bulan Ramadhan, istilah buka bersama sudah bukan "makhluk asing" lagi buat saya. Bahkan jauh sebelum memasuki bulan Ramadhan, sudah ada obrolan resmi diantara kami untuk menentukan kapan diadakannya, dimana, menunya apa, dst (dasar ibu-ibu ya...). Tujuan buka bersama ini lebih untuk mempererat tali silaturahmi dibandingkan dengan bergosip, krn memang ngga ada waktu untuk nggosip (lagian, nggosip itu kan dosa, iya ngga?).
Acara buka bersama yang resmi biasanya diisi dengan ceramah agama oleh Ustadz lokal ataupun ustadz import. Eit.. tuggu dulu, jangan keburu komentar. Berhubung di Sangatta itu kota terpencil, jadi pada saat bulan Ramadhan, Yayasan Daarussalaam selalu mendatangkan ustadz import alias ustadz tamu dari Jawa, Sumatera ataupun Sulawesi untuk memberikan ceramah ke berbagai area yang berada di bawah koordinasi Yayasan Daarussalam. Kalau kita ngadain buka bersama, juga boleh mengundang mereka untuk mengisi acara kita. Nah, ini yang kami manfaatkan.
Bukannya ngga percaya dengan ustadz lokal sih... cuman cari "penyegaran" aja, plus biar ngga bosan. Karena Ustadz import itu lebih pintar mengemas materi ceramahnya, jadi buat kita yang dengarin ceramah jadi "gampang masuk ilmu" nya plus "nyantol di otak" dan dibawakan dengan guyonan segar. Udah gitu Ustadz Import ini banyak yang lulusan dari Mesir (Kairo) bahkan dari Makkah. Jadi bahasa Arab nya sudah wes...ewes...ewes.. bablas angine (kata iklan sih..heheeh)
Untuk Ramadhan tahun ini, buka puasa bersama di awali dengan buka puasa internal keluarga yang tinggal di Sangatta, yaitu tanggal 9 September 2008. Dihadiri oleh para kakak sepupu plus anak-anaknya, yaitu kelg. mba Evy Mukhfiyah dan kelg. mas Moh. Said. Wuih.. seru abis. Semua makanan ludes, mulai dari Ikan Bakar, sayur sop, ayam goreng, dll habis dalam waktu sekejab (sayang ngga sempat ada acara photo-photo nih... karena sibuk makan hihiii)
Disusul dengan buka bersama keluarga besar Liqo' Annisa (kelompok pengajian saya) pada tanggal 13 September 2008, yang diadakan di rumah Ukhty Ningsih. Sayang buka bersamanya dimulai agak terlambat, jadi materi pengajian yang disampaikan oleh Ustadz Sutisno (Lampung) tidak bisa optimal, keburu kepotong oleh adzan maghrib. Dan lagi-lagi semua makanan ludes termakan (ehm.. emangnya lagi hobby balas dendam semua ya... kayaknya?).
Nah, ini yang seru, buka bersama keluarga besar kelasnya si Kakak, Meutia. Berhubung minim dana (karena kas kelas belum berjalan), akhirnya menu buka puasa pun kita buat secara gotong royong saja, Si A buat ini, si B buat ini, si C buat ini, dst... sampai akhirnya pada saat hari H bisa tersedia aneka lauk pauk yang sangat istimewa mulai dari rendang, ayam goreng, sate ayam, sop sosis, dll.. ehm.. yummy. Ngga apa-apa, yang penting anak-anak juga senang. Karena untuk anak kelas 4 di SDIT Daarussalaam, Sangatta rata-rata sudah puasa satu hari penuh. Jadi waktu buka puasa merupakan waktu yang sangat di nanti-nantikan. Terekam oleh saya ada yang sampai mengambil sate sebanyak 12 tusuk, ada yang nambah makan sampai dengan 3 kali, dst. Weleh-weleh.. namanya juga anak-anak.
Yang terakhir adalah buka puasa bareng anak-anak bujangan di kantor yang diadakan tanggal 17 September 2008 kemarin. Yah, namanya juga di kantor termasuk jadi bundanya anak-anak camp juga, jadi harus "ngerawat" dan "supply" mereka juga dengan makanan bergizi. Alhamdulillah mereka sangat antusias sekali dengan undangan saya. Padahal menunya menu rumahan aja sih.. tapi mungkin karena mereka sudah bosan dengan makanan catering yang ada di camp, jadi terasa enak di lidah mereka hehhehe (atau karena berkah keikhlasan kali ya..??)
Anyway, singkat cerita, keesokan hari ya mereka pada complaint ke saya "Bunda (panggilan saya di kantor), gara-gara kekenyangan buka puasanya, tadi pagi jadi terlambat bangun sahurnya." Nah, lo.. kok jadi saya yang salah ya?? Ada lagi yang SMS pagi-pagi "mba, rugi aku cuman bungkus lauk sepotong, ternyata enak banget nih... "
Ok, deh... anak-anak, kapan-kapan tak undang lagi deh makan di rumah (klo ada kesempatan lho....)